Kamis, 24 Oktober 2013

Bapak Koperasi Indonesia



Sumber : http://shadowness.com/afvanhelsink/bung-hatta

Siapa yang tidak tahu nama Mohammad Hatta di Indonesia, adalah salah satu putra terbaik yang dimiliki bangsa ini sekaligus tokoh nasional yang tidak saja dikenal di dalam negeri tetapi sampai luar negeri. Mohammad Hatta merupakan tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai proklamator yang mendampingi Ir. Soekarno saat membacakan naskah kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Hatta juga dikenal dengan sebutan Bapak Koperasi Indonesia sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pemikiran beliau dalam mengembangkan koperasi di tanah air.
Bung Hatta, begitu beliau sering disapa, lahir di sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Bukittinggi, pada 12 Agustus 1902 dari pasangan H. Mohammad Djamil yang berasal dari Nagari Batuhampar, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Saleha yang berasal dari keluarga pengusaha terpandang di Bukittinggi.
Sejak sekolah di kota Padang, Bung Hatta telah menunjukkan ketertarikannya pada pergerakan pemuda. Pada tahun 1916 pergerakan pemuda menunjukkan geliat dengan mulai terbentuknya perkumpulan-perkumpulan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, dan Jong Ambon. Sesuai dengan domisili beliau saat itu, Hatta muda bergabung pada perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Beliau memulai kiprah karir di dunia politiknya dengan menjabat sebagai bendahara pada perkumpulan pemuda tersebut. Selama menduduki jabatan ini Bung Hatta banyak belajar akan pentingnya arti keuangan bagi kelancaran sebuah organisasi.
Perjalanan hidup Bung Hatta berlanjut di negeri Belanda. tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam untuk belajar pada Handels Hoge School. Setahun menetap di kota tersebut, beliau bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda yang bernama Indische Vereeniging. Pada awal pendiriannya, organisasi ini merupakan perkumpulan bagi pelajar biasa, tetapi seiring dengan kebutuhan bangsa saat itu berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan dengan bergabungnya tiga tokoh Indische Partij, yaitu Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo. Kemudian perkumpulan ini berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Selama tergabung pada Perhimpunan Indonesia, Hatta juga memulai karir politiknya dengan menjabat sebagai bendahara pada tahun 1922 dan berhasil terpilih menjadi ketua pada tahun 1925. PI di bawah kepemimpinan Bung Hatta berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mampu memengaruhi politik Indonesia sehingga diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) sebagai garda depan pergerakan nasional yang berada di Eropa. Seiring dengan aktivitas politiknya, Bung Hatta juga berhasil lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923.
Selama menjadi ketua PI, Bung Hatta melakukan beberapa kegiatan penting. Salah satunya memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional pada tahun 1926 untuk membicarakan perdamaian di Berville, Perancis. Kegiatan ini secara tidak langsung memperkenalkan nama Indonesia di kalangan organisasi-organisasi internasional. Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda sekaligus meluaskan jaringan dengan beberapa tokoh dunia, salah satunya berkenalan dengan aktivis India, Jawaharhal Nehru. Pada bulan Juli tahun 1932, Hatta berhasil menamatkan studinya di Belanda dan kembali ke Indonesia. Setibanya di tanah air, beliau bergabung dengan organisasi Partai Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pendidikan pada kader-kader politik serta meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui pelatihan-pelatihan.
Selama diamanahi menjadi wakil presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah, pelatihan di berbagai lembaga pendidikan tinggi dan menulis banyak buku di bidang ekonomi dan koperasi. Beliau juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan konsep ekonomi sesuai dengan pemahamannya yang sangat memadai. Pada 12 Juli 1951, Bung Hatta berpidato melalui radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Atas perjuangan dan jasanya dalam pergerakan koperasi di tanah air, maka pada tanggal 17 Juli 1953 beliau diberi gelar kehormatan sebagai Bapak Koperasi Indonesia yang berlangsung pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun tahun 1971 memuat ide-ide beliau mengenai koperasi.

Sumber : 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar