Minggu, 26 Oktober 2014

Silogisme, Generalisasi dan Analogi



Definisi Silogisme
 
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Silogisme adalah bentuk, cara berpikir atau menarik simpulan yang terdiri atas premis umum, premis  khusus, dan simpulan. Silogisme dapat diartikan pula  sebagai suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (penyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Sebuah silogisme terdiri atas tiga term (mayor, tengah, dan minor) dan tiga proposisi premis mayor (PU), premis minor (PK), dan kesimpulan (K).
Contoh :

Penjelasan :
·    Proposisi 1 dan 2 merupakan premis, yaitu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan pada proposisi 3
·    Proposisi 1 merupakan premis mayor, yaitu premis yang mengandung pernyataan dasar umum yang dianggap benar di kelasnya. Di dalamnya terdapat term mayor (manusia pemikir) yang akan muncul pada kesimpulan sebagai predikat.
·     Proposisi 2 merupakan premis minor yang mengemukakan pernyataan tentang gejala khusus yang merupakan bagian kelas premis mayor. Di dalamnya terdapat minor (ahi filsafat) yang akan menjadi subyek dalam kesimpulan
·   Term mayor dihubungkan oleh term tengah (cendekiawan) yang tidak boleh diulang dalam kesimpulan. Yang memungkinkan kita menarik kesimpulan ialah adanya term tengah.

Dari penjelasan tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
·         Silogisme merupakan bentuk penalaran yang bersifat formal
·         Proses penalaran dimulai dari premis mayor, melalui premis minor, sampai pada kesimpulan
·         Strukturnya tetap yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
·         Premis mayor berisi pernyataan umum
·     Premis minor berisi pernyataan yang lebih khusus yang merupakan bagian premis mayor (term  mayor).
·       Kesimpulan dalam silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya

Persyaratan Silogisme
·        Di dalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term.
Contoh : Semua manusia berakal budi.
                  Semua mahasiswa adalah manusia.
                  Semua mahasiswa berakal budi.
·         Term tengah terdapat dalam kesimpulan.
·         Dari dua premis negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan.
·         Kalau kedua premisnya positif, kesimpulan juga positif.
· Term-term yang mendukung proposisi harus jelas, tidak mengandung pengertian ganda/menimbulkan keraguan.
Contoh : Semua buku mempunyai halaman.
                  Ruas mempunyai buku.
                  Ruas mempunyai halaman.


Jenis – Jenis Silogisme

A.     Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua pernyataan merupakan kategori.
Contoh :
PU         = Pelajar harus mematuhi peraturan sekolah.
PK          = Saya pelajar.
K             = Saya harus mematuhi peraturan sekolah.

B.      Silogisme Negatif
Jika salah satu premis negatif, kesimpulannya juga negatif.
Contoh :
PU         = Semua penduduk Indonesia yang belum berusia 17 tahun tidak perlu memiliki KTP.
PR          = Ali penduduk Indonesia yang belum berusia 17 tahun.
K             = Ali tidak perlu memiliki KTP.

C.      Silogisme Entimen
Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Silogisme ini langsung mengetengahkan kesimpulan dengan premis khusus menjadi penyebabnya. Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh :
PU         = Semua warga negara Indonesia harus terampil berbahasa Indonesia.
PK          = Made Aryana adalah warga negara Indonesia.
K             = Made Aryana harus terampil berbahasa Indonesia.
 


Definisi Generalisasi

Genealisasi merupakan suatu proses berfikir yang bertolak dari sejumlah fenomena kemudian fenomena menurunkan kesimpulan yang bersifat umum yang mencakup keseluruhan fenomena.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, perak memuai.
Jadi, jika dipanaskan logam memuai.
Generalisasi dibagi menjadi dua yaitu :
1.       Loncatan Induksi
Hanya menyertakan satu fenomena khusus dan langsung menarik kesimpulan.
Contoh :
Saya patah hati dan saya menyimpulkan bahwa cinta itu menyakitkan.

2.       Tanpa Loncatan Induksi
Belum merasakan fenomena tersebut namun mendengar cerita dari banyak orang atau hanya berdasarkan pengetahuan atau asumsi dari orang lain.
Contoh :
Saya belum pernah ke Bandung namun banyak yang mengatakan bahwa makanan dari Bandung itu enak dan unik semua. Sehingga saya menyimpulkan bahwa makanan yang berasal dari Bandung itu enak dan unik.

Paragraf Analogi

Paragraf analogi merupakan suatu proses berfikir dari dua peristiwa yang mirip satu sama lain, kemudian menarik kesimpulan bahwa sesuatu hal berlaku untuk hal yang lain. Tujuan dari analogi yaitu :
·         Untuk meramalkan kesamaan.
·         Untuk menyingkap kekeliruan.
·         Untuk menyusun klasifikasi.
Contoh :
A merupakan lulusan Universitas Gunadarma dan bekerja sebagai manajer disebuah perusahaan, maka B pun dapat seperti itu. Pikiran seperti itu yang disebut sebagai Analogi.

Contoh analogi yang lainnya dapat dilihat dalam postingan saya sebelumnya disini.

Sumber :

Nababan, Diana. 2008. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta : Kawan Pustaka. (link)

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. (link)