Kamis, 24 April 2014

Paragraf

Pengertian dan Kegunaan Paragraf

Paragraf merupakan kesatuan atau kebulatan pikiran yang dibentuk dengan beberapa kalimat yang berhubungan, atau karangan mini yang didalamnya terdapat satu pikiran utama ditambah dengan beberapa pikiran penjelasan. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

Contoh sebuah paragraf :
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.


Kegunaan paragraf :

1. Untuk menandai pembukaan topik baru, atau lebih lanjut topik sebelumnnya.
2.  Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.  Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.  Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.


Kerangka Paragraf :

·         Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
·         Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
·        Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

Pembagian Paragraf

Berdasarkan tujuan dan tempatnya :

Berdasarkan tujuan dan tempatnya, paragraf dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.    Paragraf pembuka, dengan ciri-cirinya :
·         Sebagai pengantar
·         Menjelaskan tujuan
·         Menarik minat dan perhatian pembaca
·         Penyiapan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan
·         Pendek, supaya tidak membosankan
2.    Paragraf penghubung dengan ciri-cirinya :
·         Terletak diantara pembuka dan penutup
·         Berisi inti persoalan yang akan dikemukakan
·         Berisi analisis masalah atau inti persoalan
·         Sering terdapat paragraf transisi
·         Antara paragraf dengan paragraf harus berhubungan secara logis
·         Uraian paling panjang
3.    Paragraf penutup dengan ciri-cirinya :
·         Mengakhiri sebuah karangan / wawancara
·         Berisi kesimpulan, penegasan dari paragraf penghubung
·         Pendek 
 

Berdasarkan pola penalaran


1.      Paragraf deduktif
Paragraf deduktif dimulai dari pernyataan yang umum ke khusus. Paragraf deduktif menampilkan kalimat utama atau kalimat topik pada awal paragraf, kemudian kalimat utama itu diikuti oleh kalimat-kalimat lain sebagai pengembangnya.
Contohnya :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

2.     Paragraf induktif
Kalimat utama pada paragraf induktif ditempatkan pada akhir paragraf. Dengan demikian struktur paragraf ini dimulai dengan beberapa kalimat penjelas terlebih dahulu, kemudian mencapai klimaks pada kalimat utamanya. Oleh karena itu, paragraf induktif merupakan paragraf yang penalarannya berawal pada yang khusus atau yang spesifik dan berakhir pada yang umum. Paragraf jenis  ini cocok sekali untuk mengemukakan suatu argumentasi.
Contohnya :
Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.

Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
a. Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
Berdasarkan bentuk dan pola pengembangannya paragraf generalisasi juga dapat dibagi dalam 2 jenis bentuk paragraf generalisasi, yaitu :
·         Loncatan Induktif
Paragraf generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak dari beberapa fakta namun fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang terjadi. Tapi fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis ini sangatlah lemah karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.
·         Tanpa Loncatan Induktif
Paragraf generalisasi yang berbentuk tanpa loncatan induktif merupakan paragraf generalisasi yang memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili keseluruhan. Paragraf ini sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena menggunakan fakta yang lengkap.

b.   Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

c.   Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat- akibat.

3.      Paragraf deduktif – induktif
Paragraf deduktif – induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya pada awal paragraf diulang pada akhir paragraf. Oleh karena itu, penalaran pada paragraf deduktif-induktif berawal dari pernyataan yang umum, kemudian diperjelas dengan khusus, lalu kembali ke yang umum.
Contohnya :
Seorang anak perlu menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganjak si anak melakukan kegiatan tersebut bersama-sama orang tua atau pendidik. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Semangat dan kegembiraan orang tua dan pendidik dalam melakukan hal-hal kreatif akan menular pada si anak. Jadi, ia pun akan menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif itu.
 

  Berdasarkan Coraknya :

1.    Paragraf Paparan (Eksposisi)
Paparan (eksposisi) merupakan corak tulisan yang bertujuan menginformasikan, menerangkan, dan menguraikan suatu gagasan. Paragraf eksposisi yang baik harus dapat memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan pembacanya. Oleh karena itu paragraf eksposisi harus akurat, jelas dan singkat.
Contohnya :
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memiliki ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner seperti: kerupuk dan jelly lidah buaya.

2.    Paragraf Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapatnya. Argumentasi berbeda dari eksposisi. Jika eksposisi bertujuan menjelaskan sesuatu kepada pembaca, argumentasi berusaha meyakinkan pembaca.
 Contohnya :
Bahasa indonesia selalu mengharapkan adanya persatuan perlu memlihara alat pemersatu, alat yang di gunakan untuk berkomunikasi, yaitu bahasa indonesia. Cara memlihara bahasa indonesia adalah membina bahasa itu dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab, persatuan di antara bangsa indonesia pun pasti terwujud.

3.    Paragraf Deskripsi
Pelukisan atau deskripsi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek. Pembaca atau pendengar seolah-olah berada di dalam suatu ruangan dan dapat mencium, mendengar, meraba, merasakan dan melihat segala sesutau yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, paragraf deskriptif dapat dikatakan lebih menekankan pada dimensi ruang.
Contohnya :
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.

4.    Paragraf Kisahan (Narasi)
Kisahan atau narasi merupakan gaya atau corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembanganya dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang telah dialami oleh penulisnya.
Contohnya :
Matahari belum lagi terik. Kota jombang belum bangkit benar. Jam baru menunjukan jam tujuh lebih dua puluh menit. Saat itu adalah saat yang tepat disebut sebagai saat berdarah. Detik-detik yang paling dramatis dan tragis dalam sejarah kecelakaan bus indonesia. Hari selasa yang muram itu, ratusan orang bertumpang tindih tertimpa oleh besi-besi ragangan bus. Laki-laki, perempuan, dewasa dan anak-anak mati seketika. Kepalanya terlepas, isi perutnya terbursi, tubuhnya terselip dan terjepit diantara besi. Setelah berjam-jam peristiwa itu terjadi, suasana didaerah jombang semakin menyayat. Suara menjerit, merintih, menangis, dan minta tolong terus saja terdengar.
   

5. Paragraf Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. 

Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2.    Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3.    Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
4.  Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5.    Persuasi memerlukan fakta dan data.

Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.


Pembentukan dalam paragraf memiliki syarat-syarat, diantaranya :
A.  Kesatuan pikiran, yakni :
·         Tiap paragraf mengandung satu pikiran atau gagasan (tema)
·         Fungsi paragraf mengembangkan tema
·         Tidak boleh ada kalimat yang tumbang
·         Semua kalimat mengembangkan
·         Mendukung atau menjelaskan satu pikiran pokok
Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf. Jika ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf dibawah ini.
     Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Provinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf karena merupakan kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.

B.   Kepaduan atau kohersi, yakni :
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyususnan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.

C.  Urutan isi, yang terdiri dari :
·         Pikiran utama-penjelas
·         Kronologis
·         Sebab-akibat / akibat-sebab
·         Umum-khusus / khusus-umum
·         Proses
·         Urutan ruang / spatial
·         Analogi
·         Perbandingan
·         Pemecah masalah

D.  Kelengkapan
Berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan topik atau kalimat utama.

  Sumber :


Arifin, E. Zaenal, S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Dewi, Ponco. 2013. Bahan Ajar Aplikasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo. (link)
Wikibooks. (2014, 16 April). Subjek:Bahasa Indonesia/Materi:Paragraf. http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf di akses 2014/04/19
Wikipedia. (2013, 02 Desember). Paragraf. http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf di akses 2014/04/19