Rabu, 26 November 2014

Karangan dan Metode Ilmiah


Sumber

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Terdapat lima jenis karangan diantaranya yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

1.      Karangan Narasi
Karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisahperjalanan, biografi, otobiografi. Karangan narasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·  Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
· Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
·  Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
·   Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2.      Karangan Deskripsi
Karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
· Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar sendiri suatu objek yang dideskripsikan
· Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu yang dapat berupa tempat, manusia dan hal yang dipersonifikasikan
· Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif) atau sikap penulis.

3.      Karangan Eksposisi
Bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal. Karangan eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
·         Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi ( data faktual )
·         Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
·         Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
·         Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

4.      Karangan Argumentasi
Karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah degan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata. Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·     Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
·     Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
·  Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
· Dalam pembuktian sesuatu pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
· Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian


1.      Karangan Persuasi
     Karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit. Karangan persuasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Terdapat himbauan atau ajakan
·         Berusaha mempengaruhi pembaca

Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah


Karangan Ilmiah
Karangan Non Ilmiah
Pengertian
karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu  pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan  pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan  biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri – Ciri
1.      Objektif
2.      Netral
3.      Sistematis
4.      Logis
5.      Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
6.      Tidak pleonastis
7.      Bahasa yang digunakan adalah ragam formal
1.  Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.Fakta yang disimpulkan subyektif
3. Gaya bahasa konotatif dan populer
4.      Tidak memuat hipotesis
5. Penyajian dibarengi dengan sejarah
6.      Bersifat imajinatif
7.      Situasi didramatisir
8.      Bersifat persuasif
9.      Tanpa dukungan bukti
Jenis
1.      Karya ilmiah pendidikan
·         Paper (karya tulis)
·         Pra Skripsi
·         Skripsi
·         Thesis
·         Disertasi
2.      Karya ilmiah penelitian
1.      Dongeng
2.      Cerpen
3.      Novel
4.      Drama
5.      Roman


  

Perbedaan Karya ilmiah dan Non ilmiah

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

 Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah  bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses  pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli  bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya  bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan  populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1.     Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2. Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan  pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3.      Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4.      Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Kriteria Metode Ilmiah

1.      Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

2.      Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

3.      Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4.      Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5.      Menggunakan ukuran obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6.      Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

Sikap Ilmiah

Seorang peneliti harus mempunyai sikap ilmiah ketika menerapkan metode ilmiah. Beberapa sikap ilmiah sebagai berikut.
1)     Mampu Membedakan Opini dan Fakta Opini adalah suatu pendapat yang belum teruji kebenarannya melalui suatu penelitian. Adapun fakta adalah hasil suatu penelitian yang kebenarannya sudah teruji.
2) Memiliki Rasa Ingin Tahu Seorang peneliti biasanya selalu ingin mengetahui segala hal. Keingintahuan dan minat atas segala sesuatu merupakan salah satu dasar ditemukannya konsep, teori, dan hukum dalam bidang sains.
3)   Peduli terhadap Lingkungan Sikap peduli terhadap lingkungan harus tertanam dalam jiwa seorang peneliti karena suatu penelitian akan sia-sia jika proses maupun hasilnya merusak lingkungan. Sikap ilmiah ini dapat diwujudkan dengan ikut menjaga kelestarian lingkungan.
4)  Jujur terhadap Fakta Seorang peneliti harus jujur dalam mengambil dan mengolah data suatu penelitian. Tidak boleh ada pemalsuan (manipulasi) meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya.
5)     Terbuka dan Fleksibel Seorang peneliti harus terbuka dalam menyampaikan hasil kajiannya. Terbuka di sini berarti mau menerima masukan, saran, dan kritikan agar hasil penelitian menjadi lebih baik.
6)     Berani Mencoba Rasa ingin tahu tentang sesuatu tidak akan pernah terwujud tanpa keberanian untuk mencoba. Seorang peneliti harus berani untuk mencoba mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang ada di pikirannya.
7)   Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis Seorang peneliti harus mampu berpendapat secara ilmiah dan kritis. Setiap pendapat harus mempunyai dasar yang kuat dan tepat. Oleh karena itu, seorang peneliti harus banyak membaca buku-buku literatur untuk menambah wawasan.
8)   Bekerja Sama Pada saat melakukan percobaan seorang peneliti harus mampu bekerja sama dengan orang lain sehingga percobaan dapat berhasil dengan baik.
9)   Ulet dan Gigih Seorang peneliti tidak boleh cepat berputus asa. Jika gagal dalam suatu penelitian, peneliti harus segera mencari penyebab kegagalan itu dan mencobanya lagi untuk memperoleh kesuksesan.
10) Bertanggung Jawab Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus dapat bertanggung jawab terhadap hasil penelitiannya. Selain itu, keselamatan tim dan keselamatan lingkungan juga menjadi tanggung jawabnya.

Langkah – langkah Dalam Penulisan Ilmiah

Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan beberapa tahapan - tahapan, diantaranya yaitu : tahap persiapan, tahap penulisan dan tahap evaluasi.

A. Tahap Persiapan

1. Memilih Topik dan Tema
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
a. Isu-isu yang masih hangat.
b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.

2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

3. Survei Lapangan
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.

4.  Membangun Bibliografi
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

5. Menyusun Hipotesis
Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.

6. Menyusun Rancangan Penelitian
Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.

7. Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang Direncanakan
Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian

8. Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data
Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan tersebut.

9. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori
Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

B. Tahap Penulisan
Format Umum Penulisan Karya Ilmiah :
  • Bagian Permulaan
    1. Halaman Sampul
      • Judul
      • Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
      • Nama, NIM Mahasiswa
      • Lambang Institusi
      • Nama Lengkap Universitas
    2. Halaman logo
    3. Halaman Judul (sama dengan halaman sampul)
      Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
    4. Halaman Persetujuan
      • Persetujuan Pembimbing
      • Pengesahan untuk para penguji
    5. Kata Pengantar
    6. Ucapan Terimakasih
    7. Abstrak
    8. Daftar Isi
    9. Daftar tabel, gambar dan lampiran
  • Bagian Isi
    1. Pendahuluan
      • Latar belakang pengambilan topik
      • Perumusan masalah
      • Tujuan
        *Umum
        *Khusus
      • Manfaat Penelitian
    2. Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka
    3. Kerangka Konsep
      • Diagram kerangka konsep
      • Hipotesa
      • Defenisi operasional
    4. Metodologi Penelitian
      • Rancangan/desain penelitian
      • Populasi
      • Pengambilan sampel
      • Cara pengolahan data
    5. Hasil Penelitian
      • Penguraian hasil penelitian
    6. Pembahasan
      • Mebahas hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat
    7. Kesimpulan
    8. Saran
C. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.