Kamis, 18 April 2013

Tugas 1


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam Perekonomian Suatu Negara :

1.    Tingkat Suku Bunga
2.    Pendapatan Nasional Per Kapita untuk Tingkat Negara (Nasional) dan PDRB Per Kapita Untuk Tingkat Propinsi dan Kabupaten atau Kota.
3.    Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
4.    Kestabilan Politik
5.    Kemajuan Teknologi
6.    Penegakkan Hukum
7.    Kestabilan Perekonomian
8.    Tingkat Inflasi
9.     Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan 
10.  Birokrasi 

Faktor - Faktor Penentu Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi :

1.    Barang modal
     Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus ditambah. Penambahan barang stok modal dilakukan lewat investasi. Pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika investasi neto lebih besar dari pada nol. Sebab, jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya. Akan lebih baik lagi, jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatkan kualitas.

       2.     Tenaga Kerja
    Sampai saat ini, khususnya di negara sedang berkembang (NSB), tenaga kerja (TK) masih merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Perubahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Permasalahannya yaitu  seberapa banyak penambahan TK yang meningkatkan output. Hal ini sangat tergantung pada seberapa cepat terjadinya proses The Law of Diminishing Return (TLDR). Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan oleh kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Selama ada sinerji antara TK dan teknologi, penambahan TK akan memacu pertumbuhan ekonomi. 
       Namun sayangnya jumlah TK yang dapat dilibatkan dalam proses produksi akan semakin sedikit bila teknologi yang digunakan semakin tinggi. Timbullah imbang korban (trade-off)  antara efisiensi produktivitas dan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan output secara efisien pilihan yang rasional adalah teknologi padat modal. Harga dari pilihan tersebut adalah menciutnya kesempatan kerja.
  
       3.     Teknologi
    Hampir dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang semakin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan output.  Namun hal ini bukan berati makin baik keadaan karena telah dibahas dalam bagian sebelumnya, ada imbang korban antara kemajuan teknologi dan kesempatan kerja. Lebih dari itu, kemajuan teknologi telah memperbesar ketimpangan ekonomi antar bangsa, utamanya bangsa-bangsa maju (Barat dan Jepang) serta dunia ketiga atau NSB (Negara Sedang Berkembang).
        Memang sulit untuk mengatasi dualisme dampak teknologi ini. Beberapa ekonom telah mencoba mencari jalan bukan untuk mengatasi, melainkan untuk mengurangi keterpisahan antara kesempatan kerja dan teknologi. Salah satu konsep  yang diajukan adalah penggunaan teknologi madia atau tepat guna di NSB. Dengan penggunaan teknologi ini, manusia dapat memanfaatkan secara optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya. Bahkan kelebihan penggunaan teknologi tepat guna adalah ditekannya pemborosan penggunaan SDA atau energi dalam proses produksi.
 
       4.      Uang
       Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral, semakin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi maka makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama, dapat dihasilkan output yang lebih besar jika penggunaanya efisien. 
      Tingkat efisiensi penggunaan uang juga sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem perbankan. Berdasarkan pemikiran inilah pemerintah Indonesia sejak 1983 membenahi sistem keuangan. Walaupun tingkat efisiensi sistem perbankan masih sangat rendah dibanding negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, ternyata pembenahan sistem keuangan khususnya perbankan sejak 1983 telah memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebab dengan pembenahan tersebut proses alokasi sumber daya keuangan sudah lebih baik dan efisiensi dibanding periode sebelum tahun 1983.
 
       5.     Manajemen
     Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola perekonomian modern, terutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen yang baik, terkadang jauh lebih berguna dibanding barang modal yang banyak, uang yang berlimpah dan teknologi tinggi. Ada perekonomian yang tidak terlalu mengandalkan teknologi tinggi, namun berkat manajemen yang baik mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
 
      6.  Kewirausahaan (Entrepreneurship)
    Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk mengambil risiko guna memperoleh keuntungan. Para pengusaha mempunyai perkiraan yang matang bahwa inputs yang dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutukhan masyarakat. Kemampuan mengkombinasikan inputs ini dapat disebut sebagai kemampuan inovasi. Kemampuan inovasi tidak harus selalu dikaitkan dengan teknologi tinggi.
  
       7.  Informasi
    Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisiensi adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric information). Kegagalan pasar merupakan akibat dari tidak terpenuhinya asumsi tersebut. Semakin banyak, makin besar, dan makin seimbang arus informasi maka para pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik, alokasi sumber daya ekonomi makin efisiensi. Dengan sumber daya yang sama, dihasilkan output yang lebih banyak. Informasi amat menunjang pertumbuhan ekonomi.
             Rahardja, Prathama. dan Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar, Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar