Jumat, 23 November 2012

Tugas 6

Franchising ( waralaba )
Yang saya ketahui tentang franchising (waralaba) yaitu suatu dupikasi bisnis dari suatu perusahaan atau suatu badan usaha yang telah memiliki nama atau merek hasil karya cipta milik mereka sendiri yang kemudian dikembangkan sehingga pemilik nama atau merek dagang (pewaralaba atau franchisor) memiliki hak untuk menentukan syarat-syarat atau sistem kepada penerima hak (terwaralaba atau franchisee) yang akan menjalankan usaha penjualan barang ataupun jasa dengan nama atau merek dagang yang sudah ada.

Franchising Lokal

Definisi
Franchising lokal adalah suatu nama atau merek yang dimiliki oleh franchisor dalam negeri. Franchising lokal juga dapat menjadi pilihan bisnis bagi orang-orang yang memiliki modal namun tidak memiliki keahlian khusus atau tidak tahu akan memulai bisnis darimana, karena kita hanya membeli suatu nama atau merek dagang dalam negeri yang namanya sudah tidak asing lagi dan kemudian bisnis tersebut kita kembangkan dengan syarat-syarat yang telah disepakati dengan franchisor.

            Contoh Franchising Lokal 
    • Alfamart 
    • Alfamidi 
    • Gold Mart 
    • Yomart 
    • Kimia Farma 
    • Kebab Turki Baba Rafi 
    • Tahu Hot Jeletot 
    • Holland Bakery 
    • California Fried Chicken 
    • Es Teler 77 
    • Tela Tela 
    • Nurul Fikri 
    • Primagama 
    • Inke 
    • X4Print 
    • Holcim
 
            Keuntungan
    • Bisnis bisa cepat dibuka : Sejak Anda memutuskan membeli franchise tertentu sampai bisnis (outlet) dibuka, waktunya relatif singkat. Proses bisa lebih cepat bila franchise sudah punya tempat (milik sendiri, kontrak, atau kredit bank) di lokasi yang cocok.
    • Sudah ada sistem : Pembeli franchise tidak perlu mencari-cari atau merancang sistem (keuangan, kriteris SDM, peralatan atau teknologi, pasokan produk barang atau jasa atau bahan baku, menentukan harga jual, dan lain-lain. Franchisor (pemilik franchise) sudah menyiapkan semuanya. Pihak franchise tinggal menjalankan sesuai petunjuk dan aturan main yang diberikan.
    • Adanya pelatihan : Sebelum usaha dibuka, pihak franchisor biasanya melakukan pelatihan bagi franchise atau orang yang ditunjuk. Training atau pelatihan sedemikian rupa sehingga begitu outlet dibuka, bisnis bisa langsung menggelinding seperti outlet lain yang sudah lama buka (suskes).
    • Menumpang nama besar dan sudah dikenal : Membangun bisnis atau sebuah brand, perlu waktu lama. Dengan membeli franchise, pihak franchisee berhak menggunakan nama besar yang sudah dikenal luas dan terbukti sukses di pasar.
    • Risiko kecil : Bisnis apapun memiliki risikonya sendiri. Termasuk bisnis franchise. Namun, dibanding membuka bisnis baru, risiko kegagalan bisnis franchise relatif lebih kecil.
    • Bisa untuk latihan : Membeli franchise dapat dimanfaatkan sebagai sarana latihan untuk nantinya membuka  bisnis sendiri. Banyak franchisor yang pada awalnya adalah franchisee.
                      Kelemahan
    •  Membayar franchise fee : Biaya ini harus dibayarkan atau dilunasi ketika terjadi kesepakatan antara pihak pembeli dan penjual franchise. Franchise fee berlaku untuk waktu 3, 5, 7 atau 10 tahun. Besarnya sangat bervariasi mulai dari jutaan rupiah, puluhan juta, ratusan juta sampai milyaran rupiah. Hal ini diluar investasi lain, seperti ruko atau bangunan. Bila membangun bisnis sendiri, uang ini dapat dijadikan modal.
    • Membayar royalty fee : Royalty fee adalah jenis pembayaran yang harus dibayarkan setiap bulan kepada pihak franchisor. Besarnya bervariasi antara 2 - 10 persen. Rolaty fee  umumnya dihitung dari total pendapatan per bulan. Jadi, meski bisnis mungkin belum untung, royalty harus tetap dibayarkan. 
    • Tidak bebas : Adanya sistem dan aturan-aturan main yang harus diikuti, selain membantu dan memudahkan pembeli franchise ternyata di sisi lain membuat franchise merasa dikekang atau tidak bebas. Bila ingin menambah atau mengubah menu yang dinilai lebih menjual seperti pada franchise makanan misalnya, harus dengan persetujuan pihak franchisor. 
    • Pengawasan terus-menerus : Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, franchisor melakukan kontrol dan pengawasan berkesinambungan. Bahkan, dalam hal pendapatan atau keuntungan yang diperoleh, pihak franchisor tahu persis berapa jumlahnya. Franchisee sering merasa tidak nyaman karena dari hari ke hari berada dalam pengawasan.



Sebagai salah satu alternatif model bisnis, pengembangan usaha  dengan pola ini menawarkan berbagai manfaat yang menarik baik bagi franchisor mau pun franchisee.


         Manfaat bagi franchisor
    • pengembangan usaha dengan biaya yang relatif murah 
    •  potensi passive income yang cukup besar 
    •  efek bola salju dalam hal brand awareness dan brand equity usaha anda 
    •  terhindar dari undang-undang anti monopoli

          Manfaat bagi franchisee
    •  memperkecil resiko kegagalan usaha 
    •  menghemat waktu, tenaga dan dana untuk proses trial & error
    • memberi kemudahan dalam operasional usaha 
    •  menggunakan nama merek yang sudah lebih dikenal masyarakat

       Kiat-kiat Untuk Mempertahankan Franchising
1.    Pastikan Anda memiliki cukup uang untuk investasi. Tak hanya uang investasi, Anda juga memerlukan dana cukup sebagai cadangan jika Anda harus mengalami rugi. Dana tersebut juga termasuk dana cadangan hidup Anda sendiri selama 12 bulan ke depan.
2.    Taati dan patuhi seluruh sistem waralaba dari pewaralaba. Pewaralaba adalah orang yang mengerti dan berpengalaman di bisnisnya. Mereka lebih paham dan telah jatuh bangun hingga mencapai kesuksesannya sekarang.
3. Jangan abaikan keluarga dan teman-teman Anda. Walau Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu untuk menjalankan bisnis tersebut, tapi tetap sisihkan waktu untuk keluarga dan teman-teman Anda.
4.  Perlakukan pelanggan dengan layanan terbaik. Jangan lupa senyum dalam melayani mereka, dan beri tahu mereka bahwa Anda senang berbisnis dengan mereka.
5.  Libatkan diri dalam komunitas lokal setempat. Ikuti dan sponsori kegiatan-kegiatan lokal di sekitar gerai Anda, seperti kegiatan sosial, perayaan, acara sekolah, dll.
6. Selalu berkomunikasi dengan pewaralaba dan terwaralaba lain. Jagalah hubungan baik dengan mereka, dan jika ada masalah jangan disimpan sendiri saja. Sebaliknya, seorang pewaralaba juga selayaknya bersikap terbuka terhadap perkembangan gerai Anda. Ada baiknya jika Anda banyak bertanya dan menyampaikan keluhan atau kesenangan yang diperoleh dari menjalankan waralaba. Pewaralaba akan dengan senang hati menerima masukan dan membantu menyelesaikan masalah Anda.
7.  Perhatikan detail gerai Anda. Masalah pembukuan harus cermat dan teliti, tidak boleh ada selisih uang walau hanya beberapa ratus rupiah. Tegaskan hal ini pada karyawan Anda. Uang sekecil apapun harus tercatat dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tekan biaya pengeluaran, dan maksimalkan pendapatan Anda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar