PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
“Indonesia rentan terhadap bencana alam dan
peristiwa-peristiwa di luar kendali kami, yang berpengaruh negatif pada bisnis
dan hasil usaha kami”
Banyak daerah di Indonesia, termasuk daerah di mana kami beroperasi, rentan terhadap bencana alam seperti banjir, petir, angin ribut, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, kebakaran dan juga kekeringan, pemadaman listrik dan peristiwa lainnya yang berada di luar kendali kami. Kepulauan Indonesia adalah salah satu daerah vulkanik paling aktif di dunia karena berada di zona konvergensi dari tiga lempeng litosfer utama, sehingga mengalami aktivitas seismik yang dapat menyebabkan gempa bumi, tsunami atau gelombang pasang yang merusak. Dari waktu ke waktu, bencana alam telah menelan korban jiwa, merugikan atau membuat sejumlah besar masyarakat mengungsi dan merusak peralatan kami. Peristiwa-peristiwa seperti ini telah terjadi di masa lalu, dan dapat terjadi lagi di masa depan, mengganggu kegiatan usaha kami, menyebabkan kerusakan pada peralatan dan memberikan pengaruh buruk terhadap kinerja finansial dan keuntungan kami.
Banyak daerah di Indonesia, termasuk daerah di mana kami beroperasi, rentan terhadap bencana alam seperti banjir, petir, angin ribut, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, kebakaran dan juga kekeringan, pemadaman listrik dan peristiwa lainnya yang berada di luar kendali kami. Kepulauan Indonesia adalah salah satu daerah vulkanik paling aktif di dunia karena berada di zona konvergensi dari tiga lempeng litosfer utama, sehingga mengalami aktivitas seismik yang dapat menyebabkan gempa bumi, tsunami atau gelombang pasang yang merusak. Dari waktu ke waktu, bencana alam telah menelan korban jiwa, merugikan atau membuat sejumlah besar masyarakat mengungsi dan merusak peralatan kami. Peristiwa-peristiwa seperti ini telah terjadi di masa lalu, dan dapat terjadi lagi di masa depan, mengganggu kegiatan usaha kami, menyebabkan kerusakan pada peralatan dan memberikan pengaruh buruk terhadap kinerja finansial dan keuntungan kami.
Dalam
beberapa tahun terakhir, beberapa bencana alam telah terjadi di Indonesia
(selain tsunami di Asia pada tahun 2004), termasuk tsunami di Pangandaran, Jawa
Barat pada tahun 2006, gempa bumi di Yogyakarta, Jawa Tengah pada tahun 2006,
erupsi yang kemudian berkembang menjadi banjir lumpur panas di Sidoarjo Jawa
Timur di tahun 2006, serta gempa bumi di Papua, Jawa Barat, Sulawesi dan Sumatera
pada waktu yang berbeda di tahun 2009.
Gempa
bumi yang melanda sebagian wilayah Jawa Barat pada tanggal 2 September 2009
menyebabkan kerusakan pada aset Perusahaan. Pada tanggal 30 September 2009
terjadi gempa di Sumatera Barat, yang mengganggu penyediaan layanan
telekomunikasi di beberapa lokasi. Walaupun Tim Manajemen Krisis kami
bekerjasama dengan karyawan dan mitra kami berhasil memulihkan layanan dengan
cepat, gempa tersebut menyebabkan kerusakan parah terhadap aset kami. Ada
sejumlah gempa bumi terdeteksi pada tahun 2010 hingga 2013, walau tidak satupun
yang memberikan risiko signifikan terhadap bisnis kami pada umumnya.
Banjir bandang dan banjir yang lebih meluas terjadi secara rutin selama musim hujan dari bulan November sampai bulan April. Kota-kota besar khususnya Jakarta, sering mengalami banjir parah yang mengakibatkan gangguan besar, dan kadang-kadang menimbulkan korban jiwa. Jakarta mengalami banjir yang signifikan pada bulan Februari 2007 dan Solo di Jawa Tengah pada bulan Januari. Pada bulan Januari 2009 terjadi hujan deras yang menyebabkan runtuhnya sebuah bendungan diluar Jakarta, membanjiri ratusan rumah di daerah padat penduduk dan menyebabkan kematian sekitar 100 orang. Longsor terjadi secara rutin di daerah pedesaan selama musim hujan.
Banjir bandang dan banjir yang lebih meluas terjadi secara rutin selama musim hujan dari bulan November sampai bulan April. Kota-kota besar khususnya Jakarta, sering mengalami banjir parah yang mengakibatkan gangguan besar, dan kadang-kadang menimbulkan korban jiwa. Jakarta mengalami banjir yang signifikan pada bulan Februari 2007 dan Solo di Jawa Tengah pada bulan Januari. Pada bulan Januari 2009 terjadi hujan deras yang menyebabkan runtuhnya sebuah bendungan diluar Jakarta, membanjiri ratusan rumah di daerah padat penduduk dan menyebabkan kematian sekitar 100 orang. Longsor terjadi secara rutin di daerah pedesaan selama musim hujan.
Ada
banyak gunung berapi di Indonesia yang dapat meletus tanpa peringatan. Pada
bulan Oktober dan November 2010, Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus beberapa
kali, menelan korban jiwa sekitar 140 orang, beberapa ratus ribu orang lainnya
pada radius 20 km terpaksa mengungsi, menyebabkan kerusakan properti senilai
miliaran Dolar dan mengganggu perjalanan udara. Sejak bulan April 2008, Gunung
Soputan di Sulawesi Utara, Gunung Egon di Pulau Flores, Nusa Tenggara, Gunung
Ibu di Maluku Utara dan Anak Krakatau di Selat Sunda telah menunjukkan
peningkatan aktivitas vulkanik. Gunung Sinabung 60 km barat daya dari Medan,
kota terbesar Sumatera Utara, meletus pada tanggal 29 Agustus 2013 setelah
tidak beraktivitas selama 400 tahun, dan kembali meletus bulan November 2013.
Abu dan asap belerang dari gunung berapi telah menyelimuti pedesaan dan
tanaman.
Pada
tahun 2010, kabel bawah laut yang merupakan bagian dari backbone kami mengalami kerusakan
akibat dari tsunami di Sumatera Barat dan gempa di Sumbawa. Atas kerusakan
tersebut, sudah dilakukan perbaikan.
Meskipun
kami telah menerapkan Rencana Kelanjutan Usaha (Business Continuity Plan/“BCP”) dan Rencana Pemulihan
Bencana (Disaster Recovery Plan/“DRP”)
yang diuji coba secara berkala, serta telah mengasuransikan aset kami untuk
melindungi dari kerugian akibat bencana alam atau fenomena lainnya yang terjadi
di luar kendali kami, tidak ada jaminan bahwa perlindungan asuransi akan cukup
untuk menutupi potensi kerugian, atau bahwa premi yang dibayarkan untuk polis
asuransi tersebut ketika diperbarui tidak akan naik secara substansial di masa
depan, maupun bahwa bencana alam tidak akan mengganggu operasional kami secara
signifikan.
Kami
tidak dapat memberi jaminan bahwa peristiwa geologis atau meteorologis di masa
depan tidak akan berdampak lebih besar pada perekonomian Indonesia. Gempa bumi
besar, gangguan geologis atau bencana lain akibat gangguan cuaca di kota yang
padat penduduk manapun dan pusat-pusat keuangan di Indonesia dapat sangat
mengganggu ekonomi Indonesia dan menurunkan kepercayaan investor, sehingga
berpengaruh pada bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek usaha
kami.
Operasional kami dapat terpengaruh oleh merebaknya wabah flu
burung, virus flu A (H1N1) atau epidemi lainnya
Merebaknya
wabah flu burung, virus flu A (H1N1) atau epidemi serupa, ataupun
langkah-langkah yang ditempuh pemerintah di negara-negara yang terjangkit,
termasuk Indonesia, dalam menghadapi serangan wabah tersebut, dapat mengganggu
perekonomian Indonesia maupun negara-negara lain dan menurunkan kepercayaan
investor, sehingga dapat berpengaruh negatif secara material pada kondisi
keuangan, hasil-hasil operasional maupun harga saham kami. Selanjutnya, operasi
kami dapat terganggu signifikan bila karyawan kami tetap di rumah dan tidak
pada tempat kerjanya untuk waktu yang panjang, sehingga dapat berdampak negatif
secara material terhadap kondisi keuangan atau hasil operasi kami maupun nilai
pasar dari sekuritas kami.
Analisa
:
Bencana
alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang sewaktu-waktu dapat
menghambat jalannya produksi di suatu perusahaan. Suatu perusahaan wajib
memiliki tim ahli untuk menyelesaikan sutu krisis perusahaan akibat terjadinya bencana
alam yang tak terduga. Berdasarkan kasus diatas PT TELKOM telah membuktikan
bahwa meski telah terjadi beberapa bencana alam yang mengakibatkan kerusakan
terhadap peralatan milik PT TELKOM sehingga mengganggu penyediaan layanan telekomunikasi namun PT TELKOM dapat menyelesaikan-nya dengan baik. Meski seperti itu,
hal-hal yang dapat menyebabkan krisis pada suatu perusahaan terlebih krisis
tersebut tidak dapat diprediksi maka perusahaan harus siap siaga dengan apa
yang akan ditimbulkan jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar