Sumber : http://shadowness.com/afvanhelsink/bung-hatta |
Siapa
yang tidak tahu nama Mohammad Hatta di Indonesia, adalah salah satu putra
terbaik yang dimiliki bangsa ini sekaligus tokoh nasional yang tidak saja
dikenal di dalam negeri tetapi sampai luar negeri. Mohammad Hatta merupakan tokoh
proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai proklamator yang mendampingi
Ir. Soekarno saat membacakan naskah kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Hatta
juga dikenal dengan sebutan Bapak
Koperasi Indonesia sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pemikiran
beliau dalam mengembangkan koperasi di tanah air.
Bung
Hatta, begitu beliau sering disapa, lahir di sebuah kota kecil yang terletak di
provinsi Sumatera Barat, Bukittinggi, pada 12 Agustus 1902 dari pasangan H.
Mohammad Djamil yang berasal dari Nagari Batuhampar, Kabupaten Lima Puluh Kota
dan Saleha yang berasal dari keluarga pengusaha terpandang di Bukittinggi.
Sejak
sekolah di kota Padang, Bung Hatta telah menunjukkan ketertarikannya pada
pergerakan pemuda. Pada tahun 1916 pergerakan pemuda menunjukkan geliat dengan
mulai terbentuknya perkumpulan-perkumpulan seperti Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Minahasa, dan Jong Ambon. Sesuai dengan domisili beliau saat itu,
Hatta muda bergabung pada perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Beliau memulai
kiprah karir di dunia politiknya dengan menjabat sebagai bendahara pada
perkumpulan pemuda tersebut. Selama menduduki jabatan ini Bung Hatta banyak
belajar akan pentingnya arti keuangan bagi kelancaran sebuah organisasi.
Perjalanan
hidup Bung Hatta berlanjut di negeri Belanda. tahun 1921 Hatta menetap di
Rotterdam untuk belajar pada Handels Hoge School. Setahun menetap di kota
tersebut, beliau bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada
di Belanda yang bernama Indische Vereeniging. Pada awal pendiriannya,
organisasi ini merupakan perkumpulan bagi pelajar biasa, tetapi seiring dengan
kebutuhan bangsa saat itu berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan
dengan bergabungnya tiga tokoh Indische Partij, yaitu Suwardi Suryaningrat, Douwes
Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo. Kemudian perkumpulan ini berubah nama menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).
Selama
tergabung pada Perhimpunan Indonesia, Hatta juga memulai karir politiknya
dengan menjabat sebagai bendahara pada tahun 1922 dan berhasil terpilih menjadi
ketua pada tahun 1925. PI di bawah kepemimpinan Bung Hatta berkembang dari
perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mampu memengaruhi
politik Indonesia sehingga diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPI) sebagai garda depan pergerakan nasional yang berada
di Eropa. Seiring dengan aktivitas politiknya, Bung Hatta juga berhasil lulus
dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923.
Selama
menjadi ketua PI, Bung Hatta melakukan beberapa kegiatan penting. Salah satunya
memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional pada tahun 1926 untuk
membicarakan perdamaian di Berville, Perancis. Kegiatan ini secara tidak
langsung memperkenalkan nama Indonesia di kalangan organisasi-organisasi
internasional. Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang
Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda sekaligus meluaskan jaringan dengan
beberapa tokoh dunia, salah satunya berkenalan dengan aktivis India, Jawaharhal
Nehru. Pada bulan Juli tahun 1932, Hatta berhasil menamatkan studinya di
Belanda dan kembali ke Indonesia. Setibanya di tanah air, beliau bergabung
dengan organisasi Partai Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk
memberikan pendidikan pada kader-kader politik serta meningkatkan kesadaran
politik rakyat Indonesia melalui pelatihan-pelatihan.
Selama
diamanahi menjadi wakil presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah,
pelatihan di berbagai lembaga pendidikan tinggi dan menulis banyak buku di
bidang ekonomi dan koperasi. Beliau juga aktif membimbing gerakan koperasi
untuk melaksanakan konsep ekonomi sesuai dengan pemahamannya yang sangat
memadai. Pada 12 Juli 1951, Bung Hatta berpidato melalui radio untuk menyambut
Hari Koperasi di Indonesia. Atas perjuangan dan jasanya dalam pergerakan
koperasi di tanah air, maka pada tanggal 17 Juli 1953 beliau diberi gelar
kehormatan sebagai Bapak Koperasi Indonesia yang berlangsung pada Kongres
Koperasi Indonesia di Bandung. Bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan
Koperasi Membangun tahun 1971 memuat ide-ide beliau mengenai koperasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar