Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam Perekonomian Suatu Negara :
1. Tingkat Suku
Bunga
2. Pendapatan
Nasional Per Kapita untuk Tingkat Negara (Nasional) dan PDRB Per Kapita Untuk Tingkat Propinsi dan Kabupaten atau Kota.
3. Kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM)
4. Kestabilan
Politik
5. Kemajuan
Teknologi
6. Penegakkan Hukum
7. Kestabilan
Perekonomian
8. Tingkat Inflasi
9. Peraturan dan
undang-undang ketenagakerjaan
10. Birokrasi
10. Birokrasi
Faktor - Faktor Penentu Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi :
1. Barang modal
Agar
ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus ditambah. Penambahan barang stok
modal dilakukan lewat investasi. Pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika
investasi neto lebih besar dari pada nol. Sebab, jika investasi neto sama
dengan nol, perekonomian hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya. Akan lebih
baik lagi, jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatkan
kualitas.
2. Tenaga Kerja
Sampai
saat ini, khususnya di negara sedang berkembang (NSB), tenaga kerja (TK) masih
merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Perubahan tenaga kerja umumnya
sangat berpengaruh terhadap peningkatan output.
Permasalahannya yaitu seberapa banyak
penambahan TK yang meningkatkan output. Hal
ini sangat tergantung pada seberapa cepat terjadinya proses The Law of Diminishing Return (TLDR). Sedangkan
cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan oleh kualitas SDM (Sumber
Daya Manusia) dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Selama ada
sinerji antara TK dan teknologi, penambahan TK akan memacu pertumbuhan ekonomi.
Namun
sayangnya jumlah TK yang dapat dilibatkan dalam proses produksi akan semakin
sedikit bila teknologi yang digunakan semakin tinggi. Timbullah imbang korban (trade-off) antara efisiensi produktivitas dan kesempatan
kerja. Untuk meningkatkan output secara
efisien pilihan yang rasional adalah teknologi padat modal. Harga dari pilihan
tersebut adalah menciutnya kesempatan kerja.
3. Teknologi
Hampir dapat
dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang semakin tinggi sangat memacu
pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan output. Namun hal ini bukan
berati makin baik keadaan karena telah dibahas dalam bagian sebelumnya, ada
imbang korban antara kemajuan teknologi dan kesempatan kerja. Lebih dari itu,
kemajuan teknologi telah memperbesar ketimpangan ekonomi antar bangsa, utamanya
bangsa-bangsa maju (Barat dan Jepang) serta dunia ketiga atau NSB (Negara
Sedang Berkembang).
Memang sulit untuk mengatasi dualisme dampak
teknologi ini. Beberapa ekonom telah mencoba mencari jalan bukan untuk
mengatasi, melainkan untuk mengurangi keterpisahan antara kesempatan kerja dan
teknologi. Salah satu konsep yang
diajukan adalah penggunaan teknologi madia atau tepat guna di NSB. Dengan
penggunaan teknologi ini, manusia dapat memanfaatkan secara optimal apa yang
ada dalam diri dan lingkungannya. Bahkan kelebihan penggunaan teknologi tepat
guna adalah ditekannya pemborosan penggunaan SDA atau energi dalam proses
produksi.
4. Uang
Dalam perekonomian
modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral, semakin banyak uang yang
digunakan dalam proses produksi maka makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama, dapat
dihasilkan output yang lebih besar
jika penggunaanya efisien.
Tingkat efisiensi
penggunaan uang juga sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem perbankan.
Berdasarkan pemikiran inilah pemerintah Indonesia sejak 1983 membenahi sistem
keuangan. Walaupun tingkat efisiensi sistem perbankan masih sangat rendah dibanding
negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, ternyata pembenahan sistem
keuangan khususnya perbankan sejak 1983 telah memberi sumbangan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebab dengan pembenahan tersebut proses alokasi sumber
daya keuangan sudah lebih baik dan efisiensi dibanding periode sebelum tahun
1983.
5. Manajemen
Manajemen adalah
peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola perekonomian modern, terutama
bagi perekonomian yang sangat mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen
yang baik, terkadang jauh lebih berguna dibanding barang modal yang banyak,
uang yang berlimpah dan teknologi tinggi. Ada perekonomian yang tidak terlalu
mengandalkan teknologi tinggi, namun berkat manajemen yang baik mampu
mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
6. Kewirausahaan
(Entrepreneurship)
Kewirausahaan
dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk
mengambil risiko guna memperoleh keuntungan. Para pengusaha mempunyai perkiraan
yang matang bahwa inputs yang
dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutukhan masyarakat.
Kemampuan mengkombinasikan inputs ini
dapat disebut sebagai kemampuan inovasi. Kemampuan inovasi tidak harus selalu
dikaitkan dengan teknologi tinggi.
7. Informasi
Syarat agar
pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisiensi adalah
adanya informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric information). Kegagalan pasar merupakan akibat
dari tidak terpenuhinya asumsi tersebut. Semakin banyak, makin besar, dan makin
seimbang arus informasi maka para pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan
dengan lebih cepat dan lebih baik, alokasi sumber daya ekonomi makin efisiensi.
Dengan sumber daya yang sama, dihasilkan output
yang lebih banyak. Informasi amat menunjang pertumbuhan ekonomi.
Rahardja, Prathama. dan Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar, Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar