Definisi
Silogisme
Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Silogisme adalah bentuk, cara berpikir
atau menarik simpulan yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan simpulan. Silogisme dapat
diartikan pula sebagai suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi
(penyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Sebuah
silogisme terdiri atas tiga term (mayor, tengah, dan minor) dan tiga proposisi premis
mayor (PU), premis minor (PK), dan kesimpulan (K).
Contoh
:
Penjelasan
:
· Proposisi 1 dan 2 merupakan premis,
yaitu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan pada proposisi 3
· Proposisi 1 merupakan premis mayor,
yaitu premis yang mengandung pernyataan dasar umum yang dianggap benar di kelasnya.
Di dalamnya terdapat term mayor (manusia pemikir) yang akan muncul pada kesimpulan
sebagai predikat.
· Proposisi 2 merupakan premis minor
yang mengemukakan pernyataan tentang gejala khusus yang merupakan bagian kelas
premis mayor. Di dalamnya terdapat minor (ahi filsafat) yang akan menjadi
subyek dalam kesimpulan
· Term mayor dihubungkan oleh term
tengah (cendekiawan) yang tidak boleh diulang dalam kesimpulan. Yang memungkinkan
kita menarik kesimpulan ialah adanya term tengah.
Dari
penjelasan tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
·
Silogisme merupakan bentuk penalaran
yang bersifat formal
·
Proses penalaran dimulai dari premis
mayor, melalui premis minor, sampai pada kesimpulan
·
Strukturnya tetap yaitu premis
mayor, premis minor, dan kesimpulan
·
Premis mayor berisi pernyataan umum
· Premis minor berisi pernyataan yang
lebih khusus yang merupakan bagian premis mayor (term mayor).
· Kesimpulan dalam silogisme selalu
lebih khusus daripada premisnya
Persyaratan
Silogisme
· Di dalam silogisme hanya mungkin
terdapat tiga term.
Contoh
: Semua manusia berakal budi.
Semua mahasiswa adalah manusia.
Semua mahasiswa berakal budi.
·
Term tengah terdapat dalam
kesimpulan.
·
Dari dua premis negatif, tidak dapat
ditarik kesimpulan.
·
Kalau kedua premisnya positif,
kesimpulan juga positif.
· Term-term yang mendukung proposisi
harus jelas, tidak mengandung pengertian ganda/menimbulkan keraguan.
Contoh
: Semua buku mempunyai halaman.
Ruas mempunyai buku.
Ruas mempunyai halaman.
Jenis – Jenis Silogisme
A.
Silogisme Kategorial
Silogisme
yang semua pernyataan merupakan kategori.
Contoh
:
PU = Pelajar harus mematuhi peraturan
sekolah.
PK = Saya pelajar.
K = Saya harus mematuhi peraturan
sekolah.
B.
Silogisme Negatif
Jika
salah satu premis negatif, kesimpulannya juga negatif.
Contoh
:
PU = Semua penduduk Indonesia yang belum
berusia 17 tahun tidak perlu memiliki KTP.
PR = Ali penduduk Indonesia yang belum
berusia 17 tahun.
K = Ali tidak perlu memiliki KTP.
C.
Silogisme Entimen
Entimen adalah
silogisme yang diperpendek. Silogisme ini langsung mengetengahkan kesimpulan
dengan premis khusus menjadi penyebabnya. Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya
premis minor dan kesimpulan.
Contoh :
PU = Semua warga negara Indonesia harus
terampil berbahasa Indonesia.
PK = Made Aryana adalah warga negara
Indonesia.
K = Made Aryana harus terampil
berbahasa Indonesia.
Definisi
Generalisasi
Genealisasi merupakan
suatu proses berfikir yang bertolak dari sejumlah fenomena kemudian fenomena
menurunkan kesimpulan yang bersifat umum yang mencakup keseluruhan fenomena.
Contoh :
Jika dipanaskan,
besi memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jika dipanaskan,
perak memuai.
Jadi, jika
dipanaskan logam memuai.
Generalisasi dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Loncatan Induksi
Hanya menyertakan
satu fenomena khusus dan langsung menarik kesimpulan.
Contoh :
Saya patah hati dan
saya menyimpulkan bahwa cinta itu menyakitkan.
2. Tanpa Loncatan
Induksi
Belum merasakan
fenomena tersebut namun mendengar cerita dari banyak orang atau hanya
berdasarkan pengetahuan atau asumsi dari orang lain.
Contoh :
Saya belum pernah
ke Bandung namun banyak yang mengatakan bahwa makanan dari Bandung itu enak dan
unik semua. Sehingga saya menyimpulkan bahwa makanan yang berasal dari Bandung
itu enak dan unik.
Paragraf Analogi
Paragraf analogi
merupakan suatu proses berfikir dari dua peristiwa yang mirip satu sama lain,
kemudian menarik kesimpulan bahwa sesuatu hal berlaku untuk hal yang lain. Tujuan
dari analogi yaitu :
·
Untuk
meramalkan kesamaan.
·
Untuk
menyingkap kekeliruan.
·
Untuk
menyusun klasifikasi.
Contoh :
A merupakan lulusan
Universitas Gunadarma dan bekerja sebagai manajer disebuah perusahaan, maka B
pun dapat seperti itu. Pikiran seperti itu yang disebut sebagai Analogi.
Contoh analogi yang
lainnya dapat dilihat dalam postingan saya sebelumnya disini.
Sumber :
Nababan, Diana.
2008. Intisari Bahasa Indonesia untuk
SMA. Jakarta : Kawan Pustaka. (link)
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. (link)